Anak Muda dan Wariga : Ketika Tradisi Bertemu Teknologi


Di tengah hiruk pikuk Kota Mataram, seorang anak muda bernama Angga Putradi menemukan cinta baru yang tak pernah ia duga sebelumnya. Bukan pada kamera atau lensa yang selama ini menjadi temannya berpetualang, melainkan pada sebuah kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun: Wariga.

Awalnya, Angga hanyalah seorang fotografer dan videografer yang gemar menjelajahi alam, merekam indahnya potensi wisata Lombok. Namun, suatu perjalanan ke Bayan, Lombok Utara, mengubah jalan hidupnya. Ia berjumpa dengan masyarakat adat, ikut hadir dalam ritual-ritual sakral, hingga perlahan hatinya terikat erat dengan tradisi yang penuh makna. 

Di antara banyak pertemuan dan obrolan hangat bersama para tetua adat, Angga mengenal Wariga. Sebuah papan sederhana dengan titik-titik misterius, yang ternyata menyimpan perhitungan yang luar biasa. Dari papan itu, masyarakat adat menentukan musim tanam, hari baik pernikahan, hingga memprediksi hujan dan angin.

Sekilas, Angga sempat ragu. Bagaimana mungkin titik-titik pada papan kayu bisa memberi jawaban yang tepat? Namun semakin ia mencocokkan dengan data sains modern, semakin ia tercengang. Akurasinya membuat bulu kuduk berdiri. Saat itulah Angga tersadar: Wariga bukan sekadar tradisi, melainkan ilmu pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Daya imajinasinya sebagai anak muda yang akrab dengan dunia digital pun berkelana. Papan Warige ia bayangkan seperti komputer kuno, dengan titik-titik itu sebagai bahasa pemrogramannya. Dari sanalah lahir sebuah gagasan segar: membuat Kalender Adat Bayan Digital.


Kini, Warige tak lagi hanya terjaga di ingatan para tetua adat, tapi juga bisa diakses lewat gawai di tangan siapa pun. Sebuah jembatan indah antara masa lalu dan masa kini.

Kisah Angga menjadi pengingat bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang ketinggalan zaman. Justru di dalamnya tersimpan pengetahuan berharga yang bisa kita rawat, pelajari, bahkan kembangkan. Dengan tangan anak muda, kearifan lokal bisa terus hidup dan bersinar.

1 Comments

Post a Comment

Post a Comment

Previous Post Next Post